Sabtu, 19 Oktober 2013

PROSES MORFOLOGIS 1

PROSES MORFOLOGIS
AFIKSASI
(Proses Pembubuhan Imbuhan)
Proses Morfologi

            Proses morfologi adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Sebelum membicarakan proses morfologi, kita harus dapat membedakan antara kata ASAL dengan kata DASAR.
            Kata asal adalah bentuk kata yang paling kecil, yang menjadi asal dari kata jadian. Misalnya kata bertatapan, terbentuk dari kata asal tatap dan mendapat akhiran –an menjadi tatapan; kemudian mendapat awalan ber- menjadi bertatapan. Jadi melalui dua tahap pembentukan.
            Kata dasar adalah bentuk kata baik kata asal maupun kata jadian,yang menjadi dasar pembentukan bagi suatu bentuk kata jadian yang baru. Kata bertatapan terbentuk dari kata dasar tatapan dengan awalan ber-. Sedangkan kata tatapan terbentuk dari kata dasar tatap dengan akhiran –an.

A.    AFIKSASI BAHASA INDONESIA 

Ada banyak ragam pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda. Untuk memahami cara pembentukan kata-kata tersebut kita sebaiknya mengetahui lebih dahulu beberapa konsep dasar dan istilah seperti yang dijelaskan di bawah ini
Definisi Istilah
            Afiks (imbuhan) = satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila ditambahkan pada kata dasar akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar. Istilah afiks termasuk prefiks, sufiks dan konfiks.
            Prefiks (awalan) = afiks (imbuhan) yang melekat di depan kata dasar untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.
            Sufiks (akhiran) = afiks (imbuhan) yang melekat di belakang kata dasar untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.
 Konfiks = secara simultan (bersamaan), satu afiks melekat di depan kata dasar dan satu afiks melekat di belakang kata dasar yang bersama-sama mendukung satu fungsi.
 kata turunan (kata jadian) = kata baru yang diturunkan dari kata dasar yang mendapat imbuhan.
Afiks Bahasa Indonesia yang Umum
prefiks:  ber-, di-, ke-, me-, meng-, mem-, meny-, pe-, pem-, peng-, peny-, per-, se-, ter-
sufiks:  -an, -kan, -i, -pun, -lah, -kah, -nya
konfiks:  ke - an, ber - an, pe - an, peng - an, peny - an, pem - an, per - an, se - nya
Penggunaan Afiks
Mempelajari proses pembentukan kata-kata dan metode pembubuhan afiks merupakan kunci untuk memahami makna kata-kata turunan dan belajar membaca teks Bahasa Indonesia. Sebagian besar kata yang terdapat dalam surat kabar dan majalah Indonesia berafiks. Jika seseorang mengerti makna kata dasar, ia dapat mengerti makna sebagian besar kata yang berasal (diturunkan) dari kata dasar itu dengan menggunakan kaidah umum untuk masing-masing jenis afiks.

B.     PENGERTIAN AFIKSASI

Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks(imbuhan)pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Misal pembubuhan afiks meN- pada bentuk dasar jual menjadi menjual,bolak-balik menjadi membolak-balik. Pembubuhan afiks ber- pada bentuk dasar main menjadi bermain, main peran menjadi bermain peran. Berdasarkan contoh-contoh tersebut pembubuhan afiks dapat terjadi pada bentuk linguistik berupa bentuk tunggal(jual,main) dan kompleks (bolak-balik,main peran). Hasil proses pembentukan afiks atau imbuhan itu disebut kata berimbuhan.
Afiksasi sangat produktif untuk pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Dikarenakan, bahasa indonesia bersistem “aglutinasi”. Yaitu sistem bahasa yang pada proses pembentukannya unsur-unsurnya dilakukan dengan cara menempelkan unsur atau bentuk lainnya.
Afiks ialah satuan gramatik terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak mempunyai makna leksikal, dan hanya mempunyai makna gramatikal, serta dapat dilekatkan pada bentuk asal atau bentuk dasar untuk membentuk bentuk dasar dan atau kata baru. Sebagai contoh, satuan gramatik {meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an}, {se-nya}, {memper-}, {memper-i}, {ber-an} dan sebagainya. Karena satuan-satuan gramatik ini merupakan bentuk terikat dan tidak mempunyai makna leksikal dan hanya akan mempunyai makna gramatikal setelah digabung dengan satuan gramatik lain.
Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya (Kridalaksana, 1993). Dasar yang dimaksud pada penjelasan tersebut adalah bentuk apa saja, baik sederhana maupun kompleks yang dapat diberi afiks apapun (Samsuri, 1988).
Menurut A. Chaer (106: ) afiksasi adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba, berkategori nomina maupun berkategori ajektiva. Dalam hal ini akan dibahas afiksasi berkategori verba.
Para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards, 1992).
Setiap afiks merupakan bentuk teikat. Dan aiksasi dapat mengakibatkan
(1) mengalami perubahan bentuk, (2)menjadi kategori tertentu sehingga berstatus kata atau bila berstatus kata berganti kategori, (3) berubah makna.

C.    Jenis-Jenis Afiksasi

Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1.      Afiks asli, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia. Misalnya, meN-, ber-, ter-, -el-, -em-, -er-, -I, -kan, dan lainnya.
2.      Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah. Misalnya, -man, -wan, -isme, -isasi, dan lain-lain.
Jenis Afiks menurut Produktivitasnya
a.       Afiks yang produktif, ialah afiks yang memilki kesanggupan yang besar untuk
melekat pada kata-kata atau morfem-morfem lain, sebagaimana tampak dalam
distribusinya.
Afiks yang tergolong produktif ialah meN-, ber-, ter-, peN, pe-, per-, maha-, dan para-;
-kan, -an, -i, dan -wan; dan ke-an, peN-an, per-an, ber-an, dan se-nya.

b.      Afiks improduktif ialah afiks yang distribusinya terbatas pada kata-kata atau
morfem-morfem tertentu saja, tidak dapat digunakan lagi untuk membentuk kata-
kata baru.
Afiks yang tergolong tidak produktif (improduktif) ialah ke-, a-, pra-, -el-, -er-, -em-, -
man, -wati, -is, -da,/-nda, dan –wi, serta pe-an.
Jenis Afiks menurut Posisinya
a.       Prefiks: afiks yang memiliki kemampuan melekat di depan bentuk dasar. (meN-, ber-, ter-, pe-, per-, se-)
b.      Infiks: afiks yang memiliki kemampuan melekat di bagian tengah bentuk dasar. (-el, -er, -em, dan –in)
c.       Sufiks: afiks yang memiliki kemampuan melekat di belakang bentuk dasar. (an, -kan, -i)
d.      Konfiks: dua buah afiks  yang memiliki kemampuan melekat secara serempak di
depan dan di belakang (mengapit) bentuk dasar. (ber-an, ke-an, pe-an, per-an, se-nya)
                                                                                                           
v  Pembubuhan Prefiks (Prefiks Asli Bahasa Indonesia)
Prefiks meN-
Contoh :
meN- + makan                          memakan
meN- + ramaikan                      meramaikan
MeN- + tanam                          menanam
meN- + datang                         mendatang

Prefiks peN-
Contoh:
peN- + ramal                           peramal
peN- + waris                            pewaris
peN- + datang                          pendatang
peN- + tanam                           penanam

Prefiks ber-
Misalnya:
ber- + ranting                            beranting
ber- + rantai                              berantai
ber- + main                               bermain
ber- + dasi                                berdasi

Prefiks ter- dan di-
Contoh:
  (1) Burhan ditangkap polisi (2) Buku itu terbawa lola kemarin.
Tidak ternilai                : tidak dapat dinilai
Tidak terduga               : tidak dapat diduga
Menyatakan makna paling. Misalnya: tertinggi, terluas,terpandai.

Prefiks ke-
Prefiks ke- tidak mengalami perubahan jika digabungkan dengan bentuk dasar.
Prefiks ke- berfungsi membentuk kata benda dan juga kata bilangan. ke- membentuk kata benda, Misalnya, ketua, kehendak, dan kekasih. Ke- membentuk kata bilangan, misalnya, keempat, kelima, keenam.
Makna prefiks ke-:
Menyatakan kumpulan yang terdiri atas jumlah yang tersebut pada bentuk dasarnya:
Kedua (orang)             : kumpulan yang terdiri atas dua orang
Menyatakan urutan. Misalnya:
Ia menduduki ranking kedua

Prefiks Serapan
Bahasa Indonesia banyak menyerap kata-kata maupun afiks dari bahasa lain, baik bahas daerah maupun bahasa asing.
Prefiks serapan terssebut antara lain:
1)      Pra       : ‘yang mendahului’ atau ‘sebelumnya’.
Contoh: prasejarah, prasangka, prasarana.
2)      Tuna    : ‘tidak sempurna’ atau ‘kurang’
Contoh: tunanetra, tunarungu, tunasusila.
3)      Maha   : ‘besar’
Contoh; mahasiswa, mahaguru, maharaja.
4)       Non    : ‘tidak’
Contoh: nonaktif,nonteknis, nonakademis.
5)      Swa     : ‘sendiri’
Contoh:swasta, swasembada, swatantra.

v  Pembubuhan Infiks
Infiks dalam bahasa Indonesai adalah -el-,-em-,-er-. Pembentukan kata kata dengan Infiks adalah dengan menyisipkan infiks tersebut diantara konsonan dan vokal pada suku pertama kata dasar.
Misalnya:
Gigi + -er-                           = gerigi
Tunjuk + -el-                       = telunjuk
Guruh + -em-                      = gemuruh

v  Pembubuhan Sufiks
Sufiks atu akhiran adalah morfem terikat yang diletakkan dibelakang suatu bentuk dasar dalam membentuk kata. Sufiks asli dalam bahasa Indonesai yaitu, -an, -i, -kan, dan –nya. Sedangkan sufiks serapan yaitu, -man,-wan, -wati, -isasi, -isme, dan lain – lain.
Sufiks Asli
Sufiks –an.
Menyatakan tempat: kubangan, pangkalan, labuhan.
Menyatakan alat: kurungan, timbangan, pikulan.
Akibat atau hasil perbuatan: buatan, hukuman, balasan.

Sufiks –i
Contoh: sayangi, temani

Sufiks -nya
Contoh: Baik buruknya
Menjelaskan atau menekan kata yang di depannya
Contoh: Ambillah obatnnya dan minumlah
Menjelaskan situasi
Contoh: Ia belajar dengan rajinnya

Sufiks Serapan
Sufiks –man, -wan, -wati
Sufiks –man, -wan, -wati berasal dari bahasa sansekerta. Dalam bahasa Sansekerta, sufiks –man dan –wan dipakai untukmennjukkan jenis kelamin laki-laki, sedang wanita ditunjukkan dengan bentuk –wati. Misalnya: budiman,seniwati,negarawan.
Sufiks –a,-i
Sufiks –a dan –i juga berasal dari bahasa senskerta. Penggunaan sufiks tersebut beranologi dari dewa-dewi. –a menyatakan laki-laki,-i menyatakan perempuan. Contohnya: putra-putri, mahasiswa-mahasiswi
Sufiks –in/at
Sufiks –in/-at berasal dari bahasa arab. Sufiks tersebut adalah bentuk jamak yang menyatakan jenis kelamin. Contohnya: muslimin-muslimat
Sufiks –i
Sufiks –i berararti sifat atau asalnya. Misalnya: hewani, badani, ilahi
Sufiks –is
Sufiks –is berarti sifat atau orang. Misalnya: egois, novelis,kapitalis
Sufiks-isme
Sufiks –isme menyatakan paham atau aliran. Misalnya: animisme. Liberalisme, sukuisme

v  Pembubuhan Konfiks
Konfiks adalah kesatuan afiks yang secara bersama-sama membentuk sebuah kelas kata.
                                                 Beberapa contoh konfiks:      
1)      Ke – an     : Kedudukan
2)      peN-an     : peninggalan
3)      Per-an       : perikanan
4)      Ber-an      : berguguran
Ciri-ciri konfiks
1.      Awalan dan akhiran diletakkan pada bentuk dasar secara serentak
(tidak bertahap).
Contoh:
Para tamu sudah berdatangan.
Imbuhan ber- dan -an melekat secara serentak pada bentuk dasar
datang menjadi berdatangan.
2.      Konfiks menyatakan satu makna gramatikal.
Jika salah satu konfiks itu dipisah/dipenggal, penggalan itu bukan
merupakan kata yang bermakna.
Contoh:
Kata berdatangan memiliki makna perbuatan yang dilakukan
banyak pelaku . Jika kata tersebut dipenggal menjadi berdatang dan
-an atau ber- dan datangan, kata tersebut tidak memiliki makna.
Konfiks terdiri atas lima macam sebagai berikut.
1. Konfiks ke-an
a) menyatakan sifat
Contoh:
Aku kagum akan keindahan senja di Pantai Kuta.
keindahan = bersifat indah
b) menyatakan perbuatan yang dilakukan secara tidak sengaja
Contoh:
Ia ketiduran di kursi belajarnya.
ketiduran = tidak sengaja tidur
c) menyatakan makna terlalu
Contoh:
Baju Anisa kebesaran.
kebesaran = terlalu besar

2. Konfiks pe-an
Makna imbuhan pe-an sebagai berikut.
a) menyatakan makna cara
Contoh:
Pengiriman barang ini dilakukan dengan paket kilat.
pengiriman = cara mengirim
b) menyatakan makna tempat
Contoh:
Kami sedang menuju pelabuhan Tanjung Perak.
pelabuhan = tempat berlabuh

3. Konfik ber-an
a) menyatakan makna saling
Contoh:
Mereka berpandangan ketika bertemu.
berpandangan = saling memandang
b) menyatakan makna perbuatan yang dilakukan berulang-ulang
Contoh:
Air dari ember itu bertetesan di lantai.
bertetesan = berulang-ulang menetes

v  Kombinasi afiks
Dalam konfiks proses pembentukan kata terjadi secara serentak sedangkan proses pembentukan kata dengan kombinasi imbuhan terjadi secara bertahap.
Di sini perlu ditegaskan bahwa antara konfiks dan gabungan imbuhan ada perbedaan besar. Pada gabungan imbuhan tiap-tiap unsur tetap mempertahankan arti dan fungsinya masing-masing. Bentuk-bentuk seperti mempercepat, mempersatukan, dan lain-lain masing-masing mengandung makna dan fungsi tersendiri. Imbuhan me + per, me + per + kan , dan di + kan di sini bukanlah konfiks tetapi merupakan gabungan imbuhan dari prefiks dan sufiks.
Sebaliknya, bentuk-bentuk seperti ketuhanan, kebesaran, dan lain-lain mengandung struktur yang berbeda dengan bentuk-bentuk di atas. Karena di sini bentuk per – an dan ke – an tidak dapat ditafsirkan secara tersendiri, tatapi bersama-sama membentuk satu arti dan bersama-sama pula membentuk satu fungsi
Contoh:
Proses pembentukan kata berpakaian melalui dua tahap,yaitu akhiran -an
dilekatkan pada kata dasar pakai menjadi pakaian. Kemudian, kata tersebut
dilekatkan awalan ber- menjadi berpakaian. Proses ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
ber- + pakai + -an
pakaian (1)
berpakaian (2)

Macam-macam bentuk kombinasi imbuhan sebagai berikut.
1. Imbuhan memper-kan
Contoh:
Siapa yang mempertemukan sepasang kekasih itu?
mempertemukan = membuat jadi bertemu

 menyatakan makna pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang
Contoh:
Siapa yang melempari burung-burung itu?
melempari = berulang-ulang melempar

2. Imbuhan gabung di-i
a) menyatakan makna pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang
Contoh:
Burung-burung itu dilempari batu.
dilempari = dilempar berulang-ulang
b) menyatakan makna melakukan tindakan untuk orang lain atau
benefaktif
Contoh:
Rina membukakan pintu saat ayahnya datang.
membukakan = membuka untuk orang lain

3. Imbuhan diper-kan
a) menyatakan makna kausatif
Contoh:
Astuti dan Hidayat dipertemukan oleh orang tua masing-masing.
dipertemukan = menyebabkan bertemu
menyatakan makna intensitas atau menyangatkan
Contoh:
Masalah kenaikan harga BBM ramai diperbincangkan.
diperbincangkan = berkali-kali dibicarakan

D.    Fungsi dan makna dalam afiksasi

1.      fungsi afiksasi
a.       membentuk kata benda
 yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -isasi, -tas, peN-an, pe-an, per-an, dan ke-an.
Ø
Ø contoh: penyapu, pelaut, pertapa, ketua, nasionalisme, wartawan, komunisme, kualitas, pelajaran, perairan, lautan, dan kelautan.. 
b.      membentuk kata kerja
 yakni me-, ber-, per-, ter-, di-, -kan, -i, me-kan, ber-an, ter-kan, di-kan, di-i.
Ø
Ø contoh: melaut, berlayar, perbudak, terlihat, diminum, bawakan, lempari, mengeringkan, menaiki, bertebaran, termanfaatkan, dan dilayari.  
c.       membentuk kata sifat
 yakni –i, -wi, -iah, dan –is.
Ø
 contoh: manusiawi, duniawi, ilmiah, agamis.
Ø
d.      membentuk kata keterangan
 yakni –nya, -an, dan se-nya
Ø
 contoh: agaknya, habis-habisan, dan seindah-indahnya. 
Ø
e.       membentuk kata bilangan
 yakni se- dan ke-.
Ø
 contoh: sepuluh, kedua. 
Ø

2.      makna afiksasi
a.       afiks peN-
 Menyatakan alat. Contoh: penggaris.
Ø
 Menyatakan memiliki sifat. Contoh: penggembira.
Ø
 Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis, pemutih
Ø
b.      afiks ber-
 Bermakna mempunyai. Contoh: beratap, beranak
Ø
 Bermakna menggunakan. Contoh: bersepeda, bersepatu.
Ø
 Bermakna mengeluarkan. Contoh: bertelur, berbau
Ø
 Menyatakan sikap mental. Contoh: berbahagia, barhati-hati.
Ø
 Bermakna dalam jumlah. Contoh: berdua, bertiga 
Ø
c.        afiks meN-
 Melakukan perbuatan, tindakan. Contoh:
Ø mengambil, menjual.
 Melakukan perbuatan dengan alat. Contoh: menyabit, menyapu.
Ø
 Menjadi atau dalam keadaan. Contoh: menurun, meluap.
Ø
 Membuat kesan. Contoh: mengalah, membisu.
Ø
 Menuju ke. Contoh: mendarat, menepi.
Ø
 Mencari. Contoh: mendamar, merumput.
Ø
d.      afiks di-
Ø Prefiks di- bermakna suatu perbuatan pasif, sebagai kebalikan dari prefiks meN- yang bermakna aktif. Contoh: di+baca dibaca
  di+ambil diambil
e.       afiks ter-
 Sudah di-
Ø atau dapat di-. Contoh: tertutup, terbuka.
 Ketidaksengajaan. Contoh: terbawa, terambil.
Ø
 Tiba-tiba. Contoh: teringat, terjatuh.
Ø
 Dapat/kemungkinan. Contoh: ternilai.
Ø
 Paling/superlatif. Contoh: terindah, terbagus. 
Ø
f.       afiks se-
 Satu. Contoh: seekor, sebutir.
Ø
 Seluruh, seisi. Contoh: serumah, sekampung.
Ø
 Sama-sama. Contoh: sepermainan, seperjuangan.
Ø
 Sama dengan. Contoh: setinggi, selebar.
Ø
 Menyatakan waktu. Contoh: sesudah, selagi. 
Ø
g.      afiks –an
 Menyatakan tempat. Contoh: pangkalan, kubangan.
Ø
 Menyatakan alat. Contoh: timbangan 
Ø
 Manyatakan hal atau cara. Contoh: didikan, pimpinan.
Ø
 Menyatakan akibat. Contoh: balasan, hukuman.
Ø
 Menyatakan sesuatu yang di-. Contoh: catatan, suruhan.
Ø
 Menyatakan seluruh, kumpulan Contoh: lautan, sayuran.
Ø
 Menyatakan menyerupai. Contoh: anak-anakan.
Ø
 Menyatakan tiap-tiap. Contoh: mingguan, bulanan.
Ø
 Menyatakan mempunyai sifat. Contoh: asinan, kuningan. 
Ø
h.      afiks ke-an
 Menyatakan keadaan. Contoh: kedinginan, kesakitan.
Ø
 Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau). Contoh: kebesaran, kemahalan.
Ø
 Menyatakan agak, menyerupai. Contoh: kehijau-hijauan, kebarat-baratan.
Ø
i.        afiks peN-an
 Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh: penanaman, pendidikan.
Ø
 Menyatakan proses/perbuatan. Contoh: pemberontakan, pendaftaran.
Ø
 Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan.
Ø
 Menyatakan alat. Contoh: penampungan, pemandian. 
Ø
j.        afiks per-an
 Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan.
Ø
 Menyatakan daerah. Contoh: perkotaan.
Ø
 Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pertahanan, pernyataan.
Ø
 Menyatakan perihal. Contoh: peristilahan
Ø
 Menyatakan banyak, bermacam-macam. Contoh: peralatan, persyaratan
Ø
k.      afiks se-nya
 menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai. 
Ø
Contoh: seputih-putihnya seputih mungkin





11 komentar:

  1. Nama: Santie Najmatunnisa
    Nim: A1B112009
    saya ingin bertanya, Afiks tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar. apakah afiks itu sama dengan morfem yang terikat atau kah ada perbedaanya? jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nurul Hikmah AM
      NIM: A1B112070
      Saya akan menjawab pertanyaan dari Santie Najmatunnisa
      Afiks itu selalu berupa morfem terikat namun morfem terikat belum tentu berupa afiks.
      Salah satu contoh morfem terikat adalah “ juang” namun bisa juga berupa imbuhan seperti ber, peN, di dan lain-lain. Maka untuk afiks sendiri hanya berupa imbuhan pula contoh: Men, mem, meng dan lain-lain. Dengan demikian, afiks dan morfem terikat sama-sama tidak dapat berdiri sendiri, selalu terikat pada morfem lain.

      Hapus
  2. Nama : Hafiz Zairullah
    NIM : A1B112019

    saya ingin bertanya, afiks ke- termasuk dalam Afiks improduktif. apakah kata KEPADA termasuk dalam afiks tersebut? dan bisakah kelompok kalian memberikan contoh untuk afiks improduktif agar saya dapat memahami lebih jelas?

    BalasHapus
  3. Dini Ervina A1B112055
    Yng ingin saya tanyakan ?
    1.Menurut kelompok kalian apa keterkaitan antara proses Morfologi I dan Morfologi II ?Jelaskan !
    2.Kalian telah memaparkan mengenai :
    Afiks se-nya :
    menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai.
    Contoh: seputih-putihnya seputih mungkin.
    Bisakah anda menjelaskan maksud dari superlative tingkat paling tinggi itu apa ? dan dari contoh yang kalian berika, kalimat seperti itu saya rasa terlalu boros dalam pemakaian kata “seputih-putihnya seputih”serta terkesan seperti bahasa kiasan.Bisakah kalian menjelaskan maksud dari contoh yang kalian berikan,kemudian apakah ada contoh lain yang mudah saya mengerti ?
    Terima kasih  Maap banyak tanya 

    BalasHapus
  4. Novinda Wanti: A1B112007
    Di dalam afiks ada yang memiliki kemampuan melekat di bagian tengah bentuk dasar (-el, -er, -em, dan –in). Saya ingin berikan contoh afiks yang memiliki kemampuan melekat di bagian tengah bentuk dasar (-in) karena yang (-el, -er, -em) saya sudah tahu contohnya. Terima kasih

    BalasHapus
  5. Akhmat Yasir : A1B112094
    untuk pertanyaan saudari Novinda Wanti, contoh infiks (-in) seperti apa ? Contohnya kata : Kerja > Kinerja.

    BalasHapus
  6. Megawati A1B112058
    saya ingin menanyakan makna kausatif itu apa? tolong jelaskan dan bagaimana hubungan contoh yang kalian tulis yaitu "diperbincangkan" dengan makna kausatif itu?. terimakasih

    BalasHapus
  7. Nama: Muhammad Heri Setiawan
    Nim: A1B112004

    Siswa SD adalah siswa yang baru mengenal tatanan bahasa Indonesia. Di bangku sekolah dasar, siswa tersebut mengenal tatanan bahasa indonesia yaitu berupa pelajaran penggunaan imbuhan yang mana kita kenal dalam istilah afiksasi. Namun, faktanya setelah SMP, SMA, bahkan Kuliah berbagai permasalahan afiksasi yang dialami seperti meletakkann imbuhan yang salah. Contoh (mengadakan) tetapi ditulis (mengadai). Selain itu, ada juga yang mengatakan biar gaul.

    Jadi, yang saya tanyakan adalah:
    1. Apa yang mendasari terjadinya kesalahan afiksasi siswa SMP, SMA, maupun Mahasiswa
    2. Bagaimana cara mengatasinya?

    Terima kasih

    BalasHapus
  8. Aidil Fitriah
    NIM : A1B112032

    Saya akan menjawab pertanyaan dari Hafiz Zairullah.

    Tidak ada afiks (imbuhan) ke- , kata 'Kepad" adalah kata dasar. Karena tidak bisa di penggal lagi dan tidak ada di dalamnya.
    Contoh afiks improduktif (kata dasar) : Seni + man (afiks) = Seniman.

    BalasHapus
  9. Idwar Hanafi
    NIM : A1B112013

    saya akan menjawab pertanyaan dari Heri Setiawan
    1. Apa yang mendasari terjadinya kesalahan afiksasi siswa SMP maupun SMA ?
    2. Bagaimana cara mengatasinya ?

    1. Hal yang mendasari kesalahan afiksasi pada siswa SMP maupun SMA adalah kurangnya pemahaman tentang imbuhan saat dia belajar di sekolah sehingga terjadilah penyalahgunaan imbuhan seperti yang anda katakan tadi, selain itu ada faktor lain yang mempengaruhi penyalahgunaan afiksasi pada siswa SMP maupun SMA yakni pengaruh lingkugan. Benar apa kata anda tadi, kemungkinan besar penyalahgunaan afiksasi di kalangan siswa SMP maupun SMA yaitu agar terlihat gaul.
    2. Cara mengatasi permasalahan tersebut yakni dengan mempelajari apa itu afiksasi, jenis-jenis afiksasi dan pemaknaan afiksasi serta kata apa saja yang bisa diberikan imbuhan (afiksasi).

    BalasHapus
  10. Nama: Arga Riyani Sahputra
    NIM: A1B112076

    Saya akan menjawab pertanyaan dari mega
    Makna kausatif adalah proses yang menyebabkan terjadinya sesuatu.
    maksud dari contoh kami,diperbincangkan=sering dibicarakan

    BalasHapus