Nama: Yulia Zefriani Putri
NIM: A1B112034
Untuk pertanyaan Dini Ervina,
1. Keterkaitan antara proses morfologi I dan proses morfologi II pada intinya adalah sama-sama membahas mengenai proses pembentukkan kata namun dengan cara yang berbeda.
2. Afiks se-nya yang menyatakan tingkat yang paling tinggi yang bisa dicapai maksudnya adalah kata dasar yang diberi imbuhan se-nya memiliki menunjukkan sesuatu yang tingkatannya paling tinggi yang bisa dicapai. contoh lainnya: Setinggi-tingginya, seluas-luasnya. Sedangkan tentang contoh "Seputih-putihnya seputih mungkin" itu hanya terjadi kesalahan dalam pengetikkan. Seharusnya "Seputih-putihnya, seputih mungkin".
KELOMPOK 6 MORFOLOGI (Proses Morfologis 1)
Selasa, 22 Oktober 2013
Sabtu, 19 Oktober 2013
PROSES MORFOLOGIS 1
PROSES MORFOLOGIS
AFIKSASI
(Proses Pembubuhan Imbuhan)
Proses
Morfologi
Proses morfologi adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Sebelum membicarakan proses morfologi, kita harus dapat membedakan antara kata ASAL dengan kata DASAR.
Kata asal adalah bentuk kata yang paling kecil, yang menjadi asal dari kata jadian. Misalnya kata bertatapan, terbentuk dari kata asal tatap dan mendapat akhiran –an menjadi tatapan; kemudian mendapat awalan ber- menjadi bertatapan. Jadi melalui dua tahap pembentukan.
Kata dasar adalah bentuk kata baik kata asal maupun kata jadian,yang menjadi dasar pembentukan bagi suatu bentuk kata jadian yang baru. Kata bertatapan terbentuk dari kata dasar tatapan dengan awalan ber-. Sedangkan kata tatapan terbentuk dari kata dasar tatap dengan akhiran –an.
A.
AFIKSASI
BAHASA INDONESIA
Ada banyak
ragam pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia. Sebagian besar kata dibentuk
dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda. Untuk memahami cara
pembentukan kata-kata tersebut kita sebaiknya mengetahui lebih dahulu beberapa
konsep dasar dan istilah seperti yang dijelaskan di bawah ini
Definisi
Istilah
Afiks (imbuhan) = satuan
terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila ditambahkan pada kata dasar
akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks tidak dapat berdiri sendiri
dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar. Istilah afiks termasuk
prefiks, sufiks dan konfiks.
Prefiks (awalan) = afiks (imbuhan) yang melekat di
depan kata dasar untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.
Sufiks (akhiran) = afiks (imbuhan) yang melekat di
belakang kata dasar untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.
Konfiks = secara
simultan (bersamaan), satu afiks melekat di depan kata dasar dan satu
afiks melekat di belakang kata dasar yang bersama-sama mendukung satu fungsi.
kata
turunan (kata jadian) = kata baru yang diturunkan dari kata
dasar yang mendapat imbuhan.
Afiks Bahasa Indonesia yang Umum
prefiks: ber-,
di-, ke-, me-, meng-, mem-, meny-, pe-, pem-, peng-, peny-, per-, se-, ter-
sufiks: -an,
-kan, -i, -pun, -lah, -kah, -nya
konfiks: ke - an, ber - an, pe - an,
peng - an, peny - an, pem - an, per - an, se - nya
Penggunaan Afiks
Mempelajari proses pembentukan
kata-kata dan metode pembubuhan afiks merupakan kunci untuk memahami makna
kata-kata turunan dan belajar membaca teks Bahasa Indonesia. Sebagian besar
kata yang terdapat dalam surat kabar dan majalah Indonesia berafiks. Jika seseorang
mengerti makna kata dasar, ia dapat mengerti makna sebagian besar kata yang
berasal (diturunkan) dari kata dasar itu dengan menggunakan kaidah umum untuk
masing-masing jenis afiks.
B. PENGERTIAN
AFIKSASI
Afiksasi
atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan
afiks(imbuhan)pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks.
Misal pembubuhan afiks meN- pada bentuk dasar jual menjadi menjual,bolak-balik
menjadi membolak-balik. Pembubuhan afiks ber- pada bentuk dasar main menjadi
bermain, main peran menjadi bermain peran. Berdasarkan contoh-contoh tersebut
pembubuhan afiks dapat terjadi pada bentuk linguistik berupa bentuk
tunggal(jual,main) dan kompleks (bolak-balik,main peran). Hasil proses
pembentukan afiks atau imbuhan itu disebut kata berimbuhan.
Afiksasi
sangat produktif untuk pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Dikarenakan,
bahasa indonesia bersistem “aglutinasi”. Yaitu sistem bahasa yang pada proses
pembentukannya unsur-unsurnya dilakukan dengan cara menempelkan unsur atau
bentuk lainnya.
Afiks
ialah satuan gramatik terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak
mempunyai makna leksikal, dan hanya mempunyai makna gramatikal, serta dapat
dilekatkan pada bentuk asal atau bentuk dasar untuk membentuk bentuk dasar dan
atau kata baru. Sebagai contoh, satuan gramatik {meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an}, {se-nya}, {memper-}, {memper-i},
{ber-an} dan sebagainya. Karena satuan-satuan gramatik ini merupakan bentuk
terikat dan tidak mempunyai makna leksikal dan hanya akan mempunyai makna
gramatikal setelah digabung dengan satuan gramatik lain.
Afiks
adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah
makna gramatikalnya (Kridalaksana, 1993). Dasar yang dimaksud pada
penjelasan tersebut adalah bentuk apa saja, baik sederhana maupun kompleks yang
dapat diberi afiks apapun (Samsuri, 1988).
Menurut
A. Chaer (106: ) afiksasi adalah salah satu proses dalam pembentukan
kata turunan baik berkategori verba, berkategori nomina maupun berkategori
ajektiva. Dalam hal ini akan dibahas afiksasi berkategori verba.
Para
ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat
ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards, 1992).
Setiap
afiks merupakan bentuk teikat. Dan aiksasi dapat mengakibatkan
(1) mengalami perubahan bentuk, (2)menjadi kategori tertentu sehingga berstatus kata atau bila berstatus kata berganti kategori, (3) berubah makna.
(1) mengalami perubahan bentuk, (2)menjadi kategori tertentu sehingga berstatus kata atau bila berstatus kata berganti kategori, (3) berubah makna.
C. Jenis-Jenis
Afiksasi
Berdasarkan asalnya, afiks dalam
bahasa indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Afiks
asli, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia. Misalnya, meN-, ber-,
ter-, -el-, -em-, -er-, -I, -kan, dan lainnya.
2.
Afiks
serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah.
Misalnya, -man, -wan, -isme, -isasi, dan lain-lain.
Jenis
Afiks menurut Produktivitasnya
a. Afiks
yang produktif, ialah afiks yang memilki kesanggupan yang besar untuk
melekat pada kata-kata atau morfem-morfem lain, sebagaimana tampak dalam
distribusinya.
melekat pada kata-kata atau morfem-morfem lain, sebagaimana tampak dalam
distribusinya.
Afiks
yang tergolong produktif ialah meN-, ber-, ter-, peN, pe-, per-, maha-, dan
para-;
-kan, -an, -i, dan -wan; dan ke-an, peN-an, per-an, ber-an, dan se-nya.
-kan, -an, -i, dan -wan; dan ke-an, peN-an, per-an, ber-an, dan se-nya.
b. Afiks
improduktif ialah afiks yang distribusinya terbatas pada kata-kata atau
morfem-morfem tertentu saja, tidak dapat digunakan lagi untuk membentuk kata-
kata baru.
Afiks yang tergolong tidak produktif (improduktif) ialah ke-, a-, pra-, -el-, -er-, -em-, -
man, -wati, -is, -da,/-nda, dan –wi, serta pe-an.
morfem-morfem tertentu saja, tidak dapat digunakan lagi untuk membentuk kata-
kata baru.
Afiks yang tergolong tidak produktif (improduktif) ialah ke-, a-, pra-, -el-, -er-, -em-, -
man, -wati, -is, -da,/-nda, dan –wi, serta pe-an.
Jenis
Afiks menurut Posisinya
a. Prefiks:
afiks yang memiliki kemampuan melekat di depan bentuk dasar. (meN-, ber-, ter-, pe-, per-, se-)
b. Infiks:
afiks yang memiliki kemampuan melekat di bagian tengah bentuk dasar. (-el, -er, -em, dan –in)
c. Sufiks:
afiks yang memiliki kemampuan melekat di belakang bentuk dasar. (an, -kan, -i)
d. Konfiks:
dua buah afiks yang memiliki kemampuan melekat secara serempak di
depan dan di belakang (mengapit) bentuk dasar. (ber-an, ke-an, pe-an, per-an, se-nya)
depan dan di belakang (mengapit) bentuk dasar. (ber-an, ke-an, pe-an, per-an, se-nya)
v Pembubuhan Prefiks
(Prefiks Asli Bahasa Indonesia)
Prefiks meN-
Contoh
:
meN-
+
makan
memakan
meN-
+
ramaikan
meramaikan
MeN-
+ tanam
menanam
meN-
+
datang
mendatang
Prefiks peN-
Contoh:
peN-
+
ramal
peramal
peN-
+
waris
pewaris
peN-
+
datang
pendatang
peN-
+
tanam
penanam
Prefiks ber-
Misalnya:
ber-
+
ranting
beranting
ber-
+
rantai
berantai
ber-
+
main
bermain
ber-
+
dasi
berdasi
Prefiks ter- dan di-
Contoh:
(1)
Burhan ditangkap polisi (2) Buku itu terbawa lola kemarin.
Tidak
ternilai
: tidak dapat dinilai
Tidak
terduga
: tidak dapat diduga
Menyatakan
makna paling. Misalnya: tertinggi, terluas,terpandai.
Prefiks ke-
Prefiks
ke- tidak mengalami perubahan jika digabungkan dengan bentuk dasar.
Prefiks
ke- berfungsi membentuk kata benda dan juga kata bilangan. ke- membentuk kata
benda, Misalnya, ketua, kehendak, dan kekasih. Ke- membentuk kata bilangan,
misalnya, keempat, kelima, keenam.
Makna
prefiks ke-:
Menyatakan
kumpulan yang terdiri atas jumlah yang tersebut pada bentuk dasarnya:
Kedua
(orang)
: kumpulan yang terdiri atas dua orang
Menyatakan
urutan. Misalnya:
Ia
menduduki ranking kedua
Prefiks Serapan
Bahasa
Indonesia banyak menyerap kata-kata maupun afiks dari bahasa lain, baik bahas
daerah maupun bahasa asing.
Prefiks
serapan terssebut antara lain:
1)
Pra : ‘yang mendahului’ atau ‘sebelumnya’.
Contoh:
prasejarah, prasangka, prasarana.
2)
Tuna : ‘tidak sempurna’ atau ‘kurang’
Contoh:
tunanetra, tunarungu, tunasusila.
3)
Maha : ‘besar’
Contoh;
mahasiswa, mahaguru, maharaja.
4)
Non : ‘tidak’
Contoh:
nonaktif,nonteknis, nonakademis.
5)
Swa : ‘sendiri’
Contoh:swasta,
swasembada, swatantra.
v Pembubuhan Infiks
Infiks
dalam bahasa Indonesai adalah -el-,-em-,-er-. Pembentukan kata kata
dengan Infiks adalah dengan menyisipkan infiks tersebut diantara konsonan dan
vokal pada suku pertama kata dasar.
Misalnya:
Gigi
+
-er-
= gerigi
Tunjuk
+
-el-
= telunjuk
Guruh
+ -em-
= gemuruh
v Pembubuhan Sufiks
Sufiks
atu akhiran adalah morfem terikat yang diletakkan dibelakang suatu bentuk dasar
dalam membentuk kata. Sufiks asli dalam bahasa Indonesai yaitu, -an, -i, -kan,
dan –nya. Sedangkan sufiks serapan yaitu, -man,-wan, -wati, -isasi, -isme, dan
lain – lain.
Sufiks Asli
Sufiks –an.
Menyatakan
tempat: kubangan, pangkalan, labuhan.
Menyatakan
alat: kurungan, timbangan, pikulan.
Akibat
atau hasil perbuatan: buatan, hukuman, balasan.
Sufiks –i
Contoh: sayangi, temani
Sufiks -nya
Contoh:
Baik buruknya
Menjelaskan
atau menekan kata yang di depannya
Contoh:
Ambillah obatnnya dan minumlah
Menjelaskan
situasi
Contoh:
Ia belajar dengan rajinnya
Sufiks Serapan
Sufiks –man, -wan, -wati
Sufiks
–man, -wan, -wati berasal dari bahasa sansekerta. Dalam bahasa Sansekerta,
sufiks –man dan –wan dipakai untukmennjukkan jenis kelamin laki-laki, sedang
wanita ditunjukkan dengan bentuk –wati. Misalnya: budiman,seniwati,negarawan.
Sufiks
–a,-i
Sufiks
–a dan –i juga berasal dari bahasa senskerta. Penggunaan sufiks tersebut
beranologi dari dewa-dewi. –a menyatakan laki-laki,-i menyatakan perempuan.
Contohnya: putra-putri, mahasiswa-mahasiswi
Sufiks
–in/at
Sufiks
–in/-at berasal dari bahasa arab. Sufiks tersebut adalah bentuk jamak yang menyatakan
jenis kelamin. Contohnya: muslimin-muslimat
Sufiks
–i
Sufiks
–i berararti sifat atau asalnya. Misalnya: hewani, badani, ilahi
Sufiks
–is
Sufiks
–is berarti sifat atau orang. Misalnya: egois, novelis,kapitalis
Sufiks-isme
Sufiks
–isme menyatakan paham atau aliran. Misalnya: animisme. Liberalisme, sukuisme
v Pembubuhan Konfiks
Konfiks
adalah kesatuan afiks yang secara bersama-sama membentuk sebuah kelas kata.
Beberapa
contoh konfiks:
1)
Ke – an : Kedudukan
2)
peN-an : peninggalan
3)
Per-an : perikanan
4)
Ber-an : berguguran
Ciri-ciri konfiks
1.
Awalan
dan akhiran diletakkan pada bentuk dasar secara serentak
(tidak bertahap).
Contoh:
Para tamu sudah berdatangan.
Imbuhan ber- dan -an melekat
secara serentak pada bentuk dasar
datang menjadi berdatangan.
2.
Konfiks
menyatakan satu makna gramatikal.
Jika salah satu konfiks itu
dipisah/dipenggal, penggalan itu bukan
merupakan kata yang bermakna.
Contoh:
Kata berdatangan memiliki makna
perbuatan yang dilakukan
banyak pelaku . Jika kata tersebut
dipenggal menjadi berdatang dan
-an atau ber- dan datangan,
kata tersebut tidak memiliki makna.
Konfiks terdiri atas lima macam
sebagai berikut.
1. Konfiks ke-an
a) menyatakan sifat
Contoh:
Aku kagum akan keindahan senja
di Pantai Kuta.
keindahan = bersifat indah
b) menyatakan perbuatan yang
dilakukan secara tidak sengaja
Contoh:
Ia ketiduran di kursi
belajarnya.
ketiduran = tidak sengaja tidur
c) menyatakan makna terlalu
Contoh:
Baju Anisa kebesaran.
kebesaran = terlalu besar
2. Konfiks pe-an
Makna imbuhan pe-an sebagai
berikut.
a) menyatakan makna cara
Contoh:
Pengiriman barang ini dilakukan dengan paket
kilat.
pengiriman = cara mengirim
b) menyatakan makna tempat
Contoh:
Kami sedang menuju pelabuhan Tanjung
Perak.
pelabuhan = tempat berlabuh
3. Konfik ber-an
a) menyatakan makna saling
Contoh:
Mereka berpandangan ketika
bertemu.
berpandangan = saling memandang
b) menyatakan makna perbuatan yang
dilakukan berulang-ulang
Contoh:
Air dari ember itu bertetesan di
lantai.
bertetesan = berulang-ulang menetes
v Kombinasi
afiks
Dalam konfiks proses pembentukan
kata terjadi secara serentak sedangkan proses pembentukan kata dengan kombinasi
imbuhan terjadi secara bertahap.
Di sini perlu ditegaskan bahwa
antara konfiks dan gabungan imbuhan ada perbedaan besar. Pada gabungan imbuhan
tiap-tiap unsur tetap mempertahankan arti dan fungsinya masing-masing.
Bentuk-bentuk seperti mempercepat, mempersatukan, dan lain-lain
masing-masing mengandung makna dan fungsi tersendiri. Imbuhan me + per, me + per
+ kan , dan di + kan di sini bukanlah konfiks tetapi merupakan gabungan imbuhan
dari prefiks dan sufiks.
Sebaliknya, bentuk-bentuk seperti ketuhanan, kebesaran, dan lain-lain mengandung struktur yang berbeda dengan bentuk-bentuk di atas. Karena di sini bentuk per – an dan ke – an tidak dapat ditafsirkan secara tersendiri, tatapi bersama-sama membentuk satu arti dan bersama-sama pula membentuk satu fungsi
Sebaliknya, bentuk-bentuk seperti ketuhanan, kebesaran, dan lain-lain mengandung struktur yang berbeda dengan bentuk-bentuk di atas. Karena di sini bentuk per – an dan ke – an tidak dapat ditafsirkan secara tersendiri, tatapi bersama-sama membentuk satu arti dan bersama-sama pula membentuk satu fungsi
Contoh:
Proses pembentukan kata berpakaian
melalui dua tahap,yaitu akhiran -an
dilekatkan pada kata dasar pakai menjadi
pakaian. Kemudian, kata tersebut
dilekatkan awalan ber- menjadi
berpakaian. Proses ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
ber- + pakai + -an
pakaian (1)
berpakaian (2)
Macam-macam bentuk kombinasi imbuhan
sebagai berikut.
1. Imbuhan memper-kan
Contoh:
Siapa yang mempertemukan sepasang
kekasih itu?
mempertemukan = membuat jadi bertemu
menyatakan makna pekerjaan yang dilakukan
berulang-ulang
Contoh:
Siapa yang melempari burung-burung
itu?
melempari = berulang-ulang melempar
2. Imbuhan gabung di-i
a) menyatakan makna pekerjaan yang
dilakukan berulang-ulang
Contoh:
Burung-burung itu dilempari batu.
dilempari = dilempar berulang-ulang
b) menyatakan makna melakukan
tindakan untuk orang lain atau
benefaktif
Contoh:
Rina membukakan pintu saat
ayahnya datang.
membukakan = membuka untuk orang
lain
3. Imbuhan diper-kan
a) menyatakan makna kausatif
Contoh:
Astuti dan Hidayat dipertemukan oleh
orang tua masing-masing.
dipertemukan = menyebabkan bertemu
menyatakan makna intensitas atau menyangatkan
Contoh:
Masalah kenaikan harga BBM ramai diperbincangkan.
diperbincangkan = berkali-kali
dibicarakan
D.
Fungsi
dan makna dalam afiksasi
1. fungsi
afiksasi
a. membentuk
kata benda
yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -isasi, -tas, peN-an, pe-an, per-an, dan ke-an.Ø
Ø contoh: penyapu, pelaut, pertapa, ketua, nasionalisme, wartawan, komunisme, kualitas, pelajaran, perairan, lautan, dan kelautan..
yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -isasi, -tas, peN-an, pe-an, per-an, dan ke-an.Ø
Ø contoh: penyapu, pelaut, pertapa, ketua, nasionalisme, wartawan, komunisme, kualitas, pelajaran, perairan, lautan, dan kelautan..
b. membentuk
kata kerja
yakni me-, ber-, per-, ter-, di-, -kan, -i, me-kan, ber-an, ter-kan, di-kan, di-i.Ø
Ø contoh: melaut, berlayar, perbudak, terlihat, diminum, bawakan, lempari, mengeringkan, menaiki, bertebaran, termanfaatkan, dan dilayari.
yakni me-, ber-, per-, ter-, di-, -kan, -i, me-kan, ber-an, ter-kan, di-kan, di-i.Ø
Ø contoh: melaut, berlayar, perbudak, terlihat, diminum, bawakan, lempari, mengeringkan, menaiki, bertebaran, termanfaatkan, dan dilayari.
c. membentuk
kata sifat
yakni –i, -wi, -iah, dan –is.Ø
contoh: manusiawi, duniawi, ilmiah, agamis.Ø
yakni –i, -wi, -iah, dan –is.Ø
contoh: manusiawi, duniawi, ilmiah, agamis.Ø
d. membentuk
kata keterangan
yakni –nya, -an, dan se-nyaØ
contoh: agaknya, habis-habisan, dan seindah-indahnya. Ø
yakni –nya, -an, dan se-nyaØ
contoh: agaknya, habis-habisan, dan seindah-indahnya. Ø
e. membentuk
kata bilangan
yakni se- dan ke-.Ø
contoh: sepuluh, kedua. Ø
yakni se- dan ke-.Ø
contoh: sepuluh, kedua. Ø
2. makna
afiksasi
a. afiks
peN-
Menyatakan alat. Contoh: penggaris.Ø
Menyatakan memiliki sifat. Contoh: penggembira.Ø
Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis, pemutihØ
Menyatakan alat. Contoh: penggaris.Ø
Menyatakan memiliki sifat. Contoh: penggembira.Ø
Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis, pemutihØ
b. afiks
ber-
Bermakna mempunyai. Contoh: beratap, beranakØ
Bermakna menggunakan. Contoh: bersepeda, bersepatu.Ø
Bermakna mengeluarkan. Contoh: bertelur, berbauØ
Menyatakan sikap mental. Contoh: berbahagia, barhati-hati.Ø
Bermakna dalam jumlah. Contoh: berdua, bertiga Ø
Bermakna mempunyai. Contoh: beratap, beranakØ
Bermakna menggunakan. Contoh: bersepeda, bersepatu.Ø
Bermakna mengeluarkan. Contoh: bertelur, berbauØ
Menyatakan sikap mental. Contoh: berbahagia, barhati-hati.Ø
Bermakna dalam jumlah. Contoh: berdua, bertiga Ø
c. afiks meN-
Melakukan perbuatan, tindakan. Contoh:Ø mengambil, menjual.
Melakukan perbuatan dengan alat. Contoh: menyabit, menyapu.Ø
Menjadi atau dalam keadaan. Contoh: menurun, meluap.Ø
Membuat kesan. Contoh: mengalah, membisu.Ø
Menuju ke. Contoh: mendarat, menepi.Ø
Mencari. Contoh: mendamar, merumput.Ø
Melakukan perbuatan, tindakan. Contoh:Ø mengambil, menjual.
Melakukan perbuatan dengan alat. Contoh: menyabit, menyapu.Ø
Menjadi atau dalam keadaan. Contoh: menurun, meluap.Ø
Membuat kesan. Contoh: mengalah, membisu.Ø
Menuju ke. Contoh: mendarat, menepi.Ø
Mencari. Contoh: mendamar, merumput.Ø
d. afiks
di-
Ø Prefiks di- bermakna suatu perbuatan pasif, sebagai kebalikan dari prefiks meN- yang bermakna aktif. Contoh: di+baca dibaca
di+ambil diambil
Ø Prefiks di- bermakna suatu perbuatan pasif, sebagai kebalikan dari prefiks meN- yang bermakna aktif. Contoh: di+baca dibaca
di+ambil diambil
e. afiks
ter-
Sudah di-Ø atau dapat di-. Contoh: tertutup, terbuka.
Ketidaksengajaan. Contoh: terbawa, terambil.Ø
Tiba-tiba. Contoh: teringat, terjatuh.Ø
Dapat/kemungkinan. Contoh: ternilai.Ø
Paling/superlatif. Contoh: terindah, terbagus. Ø
Sudah di-Ø atau dapat di-. Contoh: tertutup, terbuka.
Ketidaksengajaan. Contoh: terbawa, terambil.Ø
Tiba-tiba. Contoh: teringat, terjatuh.Ø
Dapat/kemungkinan. Contoh: ternilai.Ø
Paling/superlatif. Contoh: terindah, terbagus. Ø
f. afiks
se-
Satu. Contoh: seekor, sebutir.Ø
Seluruh, seisi. Contoh: serumah, sekampung.Ø
Sama-sama. Contoh: sepermainan, seperjuangan.Ø
Sama dengan. Contoh: setinggi, selebar.Ø
Menyatakan waktu. Contoh: sesudah, selagi. Ø
Satu. Contoh: seekor, sebutir.Ø
Seluruh, seisi. Contoh: serumah, sekampung.Ø
Sama-sama. Contoh: sepermainan, seperjuangan.Ø
Sama dengan. Contoh: setinggi, selebar.Ø
Menyatakan waktu. Contoh: sesudah, selagi. Ø
g. afiks
–an
Menyatakan tempat. Contoh: pangkalan, kubangan.Ø
Menyatakan alat. Contoh: timbangan Ø
Manyatakan hal atau cara. Contoh: didikan, pimpinan.Ø
Menyatakan akibat. Contoh: balasan, hukuman.Ø
Menyatakan sesuatu yang di-. Contoh: catatan, suruhan.Ø
Menyatakan seluruh, kumpulan Contoh: lautan, sayuran.Ø
Menyatakan menyerupai. Contoh: anak-anakan.Ø
Menyatakan tiap-tiap. Contoh: mingguan, bulanan.Ø
Menyatakan mempunyai sifat. Contoh: asinan, kuningan. Ø
Menyatakan tempat. Contoh: pangkalan, kubangan.Ø
Menyatakan alat. Contoh: timbangan Ø
Manyatakan hal atau cara. Contoh: didikan, pimpinan.Ø
Menyatakan akibat. Contoh: balasan, hukuman.Ø
Menyatakan sesuatu yang di-. Contoh: catatan, suruhan.Ø
Menyatakan seluruh, kumpulan Contoh: lautan, sayuran.Ø
Menyatakan menyerupai. Contoh: anak-anakan.Ø
Menyatakan tiap-tiap. Contoh: mingguan, bulanan.Ø
Menyatakan mempunyai sifat. Contoh: asinan, kuningan. Ø
h. afiks
ke-an
Menyatakan keadaan. Contoh: kedinginan, kesakitan.Ø
Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau). Contoh: kebesaran, kemahalan.Ø
Menyatakan agak, menyerupai. Contoh: kehijau-hijauan, kebarat-baratan.Ø
Menyatakan keadaan. Contoh: kedinginan, kesakitan.Ø
Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau). Contoh: kebesaran, kemahalan.Ø
Menyatakan agak, menyerupai. Contoh: kehijau-hijauan, kebarat-baratan.Ø
i.
afiks peN-an
Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh: penanaman, pendidikan.Ø
Menyatakan proses/perbuatan. Contoh: pemberontakan, pendaftaran.Ø
Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan.Ø
Menyatakan alat. Contoh: penampungan, pemandian. Ø
Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh: penanaman, pendidikan.Ø
Menyatakan proses/perbuatan. Contoh: pemberontakan, pendaftaran.Ø
Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan.Ø
Menyatakan alat. Contoh: penampungan, pemandian. Ø
j.
afiks per-an
Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan.Ø
Menyatakan daerah. Contoh: perkotaan.Ø
Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pertahanan, pernyataan.Ø
Menyatakan perihal. Contoh: peristilahanØ
Menyatakan banyak, bermacam-macam. Contoh: peralatan, persyaratanØ
Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan.Ø
Menyatakan daerah. Contoh: perkotaan.Ø
Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pertahanan, pernyataan.Ø
Menyatakan perihal. Contoh: peristilahanØ
Menyatakan banyak, bermacam-macam. Contoh: peralatan, persyaratanØ
k. afiks
se-nya
menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai. Ø
Contoh: seputih-putihnya seputih mungkin
menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai. Ø
Contoh: seputih-putihnya seputih mungkin
Langganan:
Postingan (Atom)